Hanya Satu Klik Untuk Sebarkan Cinta

6:07 PM

Well, Saya suka sekali menebar cinta, tebar sana, tebar sini, lalu memberi harapan palsu. Kalau sekarang tiga kata itu lebih ngetren disingkat menjadi PHP--Pemberi Harapan Palsu.

***

It's not my point for today!

Today, I want to share something real!

I WANT TO SPREAD THE LOVE!
***
Sebelum saya menebar cinta, ada baiknya kita melihat video ini terlebih dahulu. Video ini baik ditonton semua umur agar kita bisa mengambil hikmah dari apa yang kita telah miliki dan apa yang hendak kita bagi.
Sebentar lagi bulan ramadhan hendak menghampiri kita. Banyak kesalahan yang telah kita lakukan pada bulan-bulan sebelumnya, dari Muharam, Sya'far, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, dan kini Sya'ban.

Kisah tujuh menit dari Bernas Malaysia di atas menceritakan mengenai dua yatim Ahmad dan Fizi yang berusaha pulang dan menemui sang bunda di malam takbiran. Kisah mereka cukup menyentuh apalagi keduanya adalah difable kids.

Saya adalah tipikal orang yang sangat mudah tersentuh ketika ada sebuah kisah dengan tema pengorbanan, orang tua, dan khususnya, mengenai ibu. Ahmad dan Fizi, dua santri yang ditinggal kawan-kawannya pulang ketika Idul Fitri tiba, adalah dua ksatria yang mempunyai harapan tinggi untuk menemui sang ibu--yaitu Ziarah. Walau sekedar membacakan Al-Fatihah, mereka membuat air mata saya mengalir begitu saja ketika melihat video ini. Apakah Anda juga begitu?

Now, let's see, tidak semua anak bisa terlahir dengan sempurna dan segala kebutuhannya terpenuhi. Bila saja mereka bisa mengubah nasibnya, maka menjadi seorang yatim adalah hal yang paling berat untuk dijalani. Ibu saya pernah berpesan, seperti apa pun ayahmu, maka kamu tetap terhormat dalam pandangan masyarakat. Bila tidak ada ayahmu, maka orang lain akan semena-mena kepada dirimu, kepada keluarga kita.

Di sinilah saya menyadari, peran laki-laki cukup penting dalam tataran bermasyarakat. Bukan saja berperan sebagai pemimpin diri pribadi, melainkan sebagai benteng keluarga.

Kisah emosional seperti ini menurut saya perlu sering-sering diangkat mengingat sensitivitas kita sebagai manusia kini makin menipis dan menipis. Kita tidak peka lagi terhadap pengemis di jalanan, semenjak mengetahui mereka bekerja untuk 'bos' yang berada di belakang mereka. Kita tidak peka lagi terhadap nasib orang-orang yang kurang beruntung, padahal mereka membutuhkan bantuan, baik bantuan moril berupa dukungan dan motivasi ataupun ril berupa sumbangan tenaga atau pun barang/uang.

Kabut dan kelam itu, kita sendiri yang tabur. Kesenjangan itu kita sendiri yang buat, dan jarak itu kita sendiri yang ciptakan. Bila ada cinta yang dapat kita sematkan dari hati kita yang paling dalam, mungkin aksi kemanusiaan yang bermanfaat dapat kita lakukan.

***

Belum lama ini saya melihat campaign suatu produk, namun Anda mungkin saja memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai esensi menyumbang.
Pada link http://bit.ly/SpreadTheLOVE Anda bisa menyumbang Rp 1000 tanpa harus mengeluarkan uang Rp 1000. Ada simbiosis yang mereka hendak capai dan mungkin Anda bisa membantu.
Ada simbiosis ketika Anda LIKE sebuah button yang terdapat pada link tersebut, dan ada simbiosis bagi Anda ketika Anda secara otomatis menyumbang bagi bayi-bayi yang membutuhkan. 

***

You Might Also Like

0 comments